Membangun Rasa Sayang dan Penerimaan Diri di Pesantren : Perspektif Islam tentang Self-Acceptance


Setiap santri di pesantren adalah anugerah dari Allah Swt. yang unik dan berharga. Di tengah tuntutan hafalan, pengkajian kitab kuning, dan disiplin yang ketat, seringkali aspek kesejahteraan batin dan penerimaan diri terabaikan. Padahal, rasa sayang dan penerimaan diri (self-acceptance) adalah fondasi utama bagi tumbuh kembang santri yang sehat secara psikologis, spiritual, dan sosial [1]. Artikel ini akan mengulas konsep self-acceptance dalam kacamata Islam dan bagaimana pesantren dapat menjadi ruang yang kondusif untuk menumbuhkan kualitas mulia ini pada setiap santri.

Self-Acceptance dalam Tinjauan Psikologi dan Relevansinya bagi Santri

Secara psikologis, self-acceptance adalah kemampuan individu untuk menerima semua aspek dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan, tanpa syarat atau penilaian negatif yang berlebihan [2]. Ini bukan berarti tidak ada keinginan untuk memperbaiki diri, melainkan sebuah penerimaan yang tulus terhadap realitas diri saat ini. Bagi santri, pentingnya self-acceptance sangatlah besar:

Mengurangi Stres dan Kecemasan: Tuntutan akademik dan sosial di pesantren, seperti target hafalan atau perbandingan dengan teman, bisa memicu stres. Penerimaan diri membantu santri untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri dan mengurangi kecemasan akan ketidaksempurnaan.

Meningkatkan Percaya Diri: Santri yang menerima dirinya cenderung lebih percaya diri untuk berinteraksi, mengungkapkan pendapat, dan berpartisipasi dalam kegiatan pesantren tanpa rasa takut dihakimi [3].

Membangun Hubungan Sosial yang Sehat: Penerimaan diri yang positif memungkinkan santri untuk menjalin hubungan yang otentik dengan sesama, karena mereka tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.

Fondasi Self-Acceptance dalam Ajaran Islam

Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, sangat menganjurkan umatnya untuk mengenal, mencintai, dan menerima diri sebagai ciptaan terbaik Allah Swt. Beberapa konsep kunci dalam Islam yang mendukung self-acceptance meliputi:

Manusia sebagai Makhluk Terbaik (Ahsanut Taqwin): Allah Swt. berfirman dalam Surah At-Tin ayat 4: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4). Ayat ini menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan sempurna, baik fisik maupun mental. Kesadaran akan kemuliaan ciptaan ini dapat menumbuhkan rasa syukur dan penerimaan terhadap diri apa adanya, karena setiap individu adalah manifestasi dari kesempurnaan ciptaan-Nya [4].

Konsep Tawakkal dan Qana’ah: Tawakkal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal. Ini mengajarkan santri untuk menerima hasil dari usaha mereka dengan hati lapang, terlepas dari sempurna atau tidaknya. Sedangkan qana’ah adalah merasa cukup dan puas dengan apa yang ada [5]. Kedua sifat ini membantu santri menerima diri mereka, termasuk keterbatasan atau kelebihan yang ada, tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.

Kasih Sayang dan Pengampunan Allah (Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Ghaffar): Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kesadaran bahwa Allah senantiasa memberikan rahmat dan ampunan, bahkan atas dosa-dosa yang telah diperbuat, dapat menumbuhkan harapan dan penerimaan diri bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan bukan akhir dari segalanya [6]. Ini mendorong santri untuk bertaubat, memperbaiki diri, dan tidak terlarut dalam rasa bersalah yang merusak penerimaan diri.

Ujian dan Cobaan sebagai Proses Pendewasaan: Hidup ini adalah ujian, dan setiap santri akan menghadapi tantangan, baik dalam pelajaran, pergaulan, maupun kehidupan pribadi. Dalam Islam, ujian dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan derajat dan membersihkan dosa [7]. Dengan memahami ini, santri dapat menerima kegagalan atau kesulitan sebagai bagian dari proses pendewasaan, bukan sebagai bukti ketidakmampuan diri.

    Peran Pesantren dalam Menumbuhkan Self-Acceptance pada Santri

    Pesantren memiliki posisi yang unik dan strategis untuk menanamkan self-acceptance pada santri melalui pendekatan yang komprehensif:

    Lingkungan yang Mendukung dan Tidak Menghakimi:

    1. Kearifan Kyai dan Ustadz/Ustadzah: Para pengasuh dan pengajar harus menjadi teladan dalam menunjukkan kasih sayang, empati, dan sikap tidak menghakimi. Mereka perlu menciptakan iklim di mana santri merasa aman untuk mengungkapkan kesulitan atau kelemahan tanpa takut dicemooh [8].

    2. Program Bimbingan dan Konseling: Pesantren perlu memiliki sistem bimbingan dan konseling yang aktif, di mana santri dapat berbicara tentang masalah pribadi, kecemasan, atau kesulitan akademik dengan konselor yang terlatih dan memahami konteks pesantren. Konselor dapat membantu santri melihat potensi diri dan menerima keunikan mereka.

    Pembelajaran yang Berpusat pada Perkembangan Holistik:

    1. Penekanan pada Proses, Bukan Hanya Hasil: Selain menekankan pencapaian akademik (hafalan, nilai), pesantren perlu menyoroti proses belajar, usaha, dan peningkatan diri setiap santri. Penghargaan atas usaha dapat memupuk motivasi internal dan penerimaan diri, terlepas dari seberapa cepat mereka mencapai target [9].

    2. Integrasi Pendidikan Karakter Islami: Pembelajaran nilai-nilai seperti syukur, sabar, jujur, ikhlas, dan rendah hati secara konsisten akan membentuk karakter santri yang kuat dan menerima diri dengan lapang dada.

    Aktivitas Sosial dan Keagamaan yang Inklusif:

    1. Pembiasaan Diskusi dan Musyawarah: Memberikan ruang bagi santri untuk berpendapat dan menghargai perbedaan pandangan dalam diskusi (misalnya, halaqah atau forum musyawarah) dapat meningkatkan rasa percaya diri dan penerimaan terhadap keragaman.

    2. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Beragam: Menyediakan pilihan kegiatan yang bervariasi (seni kaligrafi, tilawah, olahraga, pidato, dll.) memungkinkan santri untuk menemukan minat dan bakat mereka, sehingga mereka merasa dihargai atas keunikan yang dimiliki.

    3. Penanaman Nilai Ukhuwah Islamiyah: Menguatkan rasa persaudaraan sesama muslim dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung, di mana santri merasa menjadi bagian dari komunitas dan tidak sendiri dalam menghadapi tantangan [10].

    Literasi Kesehatan Mental dalam Perspektif Islami:

    1. Mengintegrasikan Ajaran Islam dengan Kesehatan Mental: Mengadakan sesi-sesi kajian atau halaqah yang membahas kesehatan mental dari perspektif Islam, seperti bagaimana Islam mengajarkan pengelolaan emosi, kesabaran, dan self-compassion (kasih sayang pada diri sendiri). Ini dapat membantu menghilangkan stigma negatif terhadap masalah kesehatan mental.

    2. Mendorong Refleksi Diri (Muhasabah): Mengajarkan dan membiasakan santri untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri) secara rutin, namun dengan tujuan untuk perbaikan diri, bukan untuk menghakimi atau mencela diri secara berlebihan.

      Kesimpulan

      Self-acceptance adalah anugerah ilahi yang perlu ditumbuhkan dan dipupuk dalam diri setiap santri. Dengan mengakar pada nilai-nilai luhur Islam dan didukung oleh lingkungan pesantren yang penuh kasih sayang, inklusif, dan suportif, setiap santri dapat belajar untuk menerima diri mereka seutuhnya. Ini akan menjadi fondasi kokoh bagi mereka untuk menghadapi tantangan hidup, berkembang menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan beriman, serta mampu memberikan kontribusi terbaik bagi umat dan bangsa.

      Referensi:

      [1] Hidayati, F. (2014). Penerimaan Diri dan Kesejahteraan Subjektif Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Airlangga. (Akses melalui Google Scholar untuk artikel serupa yang mengaitkan penerimaan diri dengan kesejahteraan).

      [2] Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being. American Psychologist, 55(1), 68–78. (Konsep self-acceptance sebagai bagian dari well-being).

      [3] Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. W. H. Freeman. (Studi klasik tentang hubungan self-esteem dan penerimaan diri).

      [4] Al-Qur’an Surah At-Tin: 4.

      [5] Al-Ghazali. (n.d.). Ihya Ulumuddin. (Konsep tawakkal dan qana’ah dalam literatur klasik Islam).

      [6] Al-Qur’an (berbagai ayat tentang Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Ghaffar).

      [7] HR. Muslim (hadis tentang ujian sebagai penghapus dosa dan peningkat derajat).

      [8] Suryadi. (2020). Peran Kyai dan Ustadz dalam Pembentukan Karakter Santri. Jurnal Pendidikan Islam. (Cari di Google Scholar untuk studi yang lebih spesifik mengenai peran pengasuh di pesantren).

      [9] Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. Random House. (Konsep growth mindset yang relevan dengan fokus pada proses daripada hasil).

      [10] Al-Qur’an Surah Al-Hujurat: 10 (tentang persaudaraan Islam).

      M Azmi Fahreza Raih Juara 1 Silat Tanding Putra pada ajang Kejuaraan Unper Open IV Tingkat Nasional

      Alhamdulillah telah diraih Nominasi Juara pada ajang Kejuaraan Unper Open IV Tingkat Nasional pada Tanggal 07 – 09 Februari 2025 yang di adakan di GOR Siliwangi oleh :

      Ananda M Azmi Fahreza sebagai delegasi dari Ponpes Shuffah Al Jama’ah Tasikmalaya.
      .
      Semoga dengan prestasi yang diraih tersebut menjadikan motivasi untuk mencapai cita-cita dan menjadi motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

      Santri Shuffah Al-Jama’ah Raih Juara di Kejuaraan Karate Al-kautsar Open se-Priangan Timur BKC

      Alhamdulillah sejumlah santri Shuffah Al-Jama’ah raih Kejuaraan Karate Al-kautsar Open se-Priangan Timur BKC.

      Beberapa santri yang meraih kejuaraan tersebut diantaranya;
      1. Fani Febriani; Juara 1 festival kata junior Putri.
      2. Tsana Zaharani Putri; Juara 2 festival kata junior Putri.
      3. Haura Fatma An-Naziha; Juara 1 festival kata pemula Putri.
      4. Muhammad Fadhil Ramadhan; Juara 2 festival kata perorangan pemula.
      5. Muhammad Yusuf Firdaus; Juara 1 kumite pemula -50kg.
      6. Muhammad Ghozi Al Eshan; Juara 1 festival kumite pemula putra -40kg.

      Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah

      Pondok Pesantren Shuffah Al Jamaah Tasikmalaya telah menjalin kolaborasi strategis dengan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Nota Kesepakatan (MoA). Acara berlangsung pada Jumat (10/1) di Jakarta.

      Hadir dalam penandatanganan tersebut, Ustad Hasan Yusuf, S.Pd., M.Pd. selaku pimpinan Pondok Pesantren Shuffah Al Jamaah Tasikmalaya dan diterima oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum., CIQnR beserta jajarannya.

      Kerja sama ini difokuskan pada upaya memberikan peluang kepada para santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Dalam sambutannya, Ustad Hasan Yusuf menyampaikan bahwa langkah ini merupakan komitmen pesantren untuk mempersiapkan santri dengan masa depan yang lebih cerah. “Mengantarkan santri ke pendidikan yang lebih tinggi adalah tanggung jawab kami, agar mereka memiliki kesempatan yang lebih baik,” ujar Ustad Hasan.

      Dekan Fakultas Adab dan Humaniora menyatakan apresiasinya atas kolaborasi ini, menekankan pentingnya sinergi antara pesantren dan perguruan tinggi dalam mencetak generasi yang unggul. “Kerja sama ini menjadi langkah bersama untuk memadukan nilai-nilai Islami dengan keunggulan akademik,” tuturnya.

      Baca Juga: Rancang Baterai Kendaraan Listrik, Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Raih Dana Hibah 5 Miliar

      Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan program studi tour ke kampus, yang merupakan bagian dari Program Beasiswa Santri Baznas 2024. Para santri diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat lingkungan akademik dan fasilitas kampus. Selain itu, momen ini juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi antara santri dengan para dosen Fakultas Adab dan Humaniora.

      Kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya bagi para santri, tetapi juga untuk memperkuat hubungan antara pesantren dan perguruan tinggi dalam menghasilkan generasi Islami yang berkompeten di tingkat nasional maupun internasional.

      Sumber : MINA News

      Campus Tour Beasantri BAZNAS 2025 Kunjungi Kampus Unggulan Jakarta – Bandung

      Ponpes Shuffah Al-Jama’ah sukses menggelar kegiatan Campus Tour Program Beasiswa Santri BAZNAS 2024-2025 selama 2 hari 2 malam (09-11/01/25). Kegiatan ini diikuti oleh para santri kelas XII penerima beasiswa, dengan tujuan memberikan wawasan, pengalaman serta memotivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

      Dalam Campus Tour kali ini, para santri mengunjungi sejumlah kampus unggulan yang berada di Jakarta-Bandung. Diantara kampus yang dikunjungi yaitu :
      1. STAI Al-Fatah (Cileungsi, Bogor)
      2. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
      3. UPI Bandung
      4. ITB Bandung
      5. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
      6. Universitas Padjajaran
       
      Selama Campus Tour di STAI Al-Fatah, santri menerima sambutan hangat dari Pembina & Penasehat Jaringan Pesantren Al Fatah Se-Indonesia, KH. Yakhsallah Mansur MA. Para santri diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat lingkungan akademik dan fasilitas kampus. Selain itu, momen ini juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi antara santri dengan para dosen Fakultas Adab dan Humaniora di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

      “Terimakasih banyak kepada Beasiswa Santri BAZNAS yang telah memberikan kami kesempatan untuk dapat merasakan bagaimana proses menuju perkuliahan. Dengan mengunjungi beberapa kampus unggulan, membuat kami lebih bersemangat lagi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ungkap Aina salah satu santri Shuffah Penerima Beasiswa BAZNAS.

      Ini memberikan experience yang sangat luar biasa bagi para santri. Dengan memasuki dunia perkuliahan, akan ada banyak pintu yang terbuka untuk meraih kesuksesan dan berkontribusi dalam memajukan Indonesia.

      Gallery Foto

      Forum Group Discussion Beasantri BAZNAS: Tingkatkan Mimpi Menuju Kampus Impian

      (Tasikmalaya, Shuffah) — Ponpes Shuffah Al-Jama’ah gelar Forum Diskusi Grup dengan tema “Raise your dreams towards your dream campus!” Forum Diskusi ini merupakan realisasi perpanjangan tangan dari program sosialisasi beasiswa Santri BAZNAS 2024/2025. (Rab, 08/01/25)

      Acara digelar di Aula Adjiji Fakhrurrozi Pesantren dengan diikuti oleh seluruh santri Kelas XII yang berjumlah 25 santri. Pesantren mengundang sejumlah alumni & pengurus yang berkuliah di Universitas Negeri & Swasta sebagai pengisi materi kegiatan.

      Poin inti yang disampaikan adalah pengenalan profil kampus, sejarah & visi misi, fasilitas & layanan, prospek karir, beasiswa yang tersedia, serta lingkungan belajar.

      Beberapa pengisi materi acara ini diantaranya adalah:
      1. Salman Nur Aslam; Mahasiswa Universitas Siliwangi
      2. Arif Rahman; Mahasiswa STMIK DCI Tasikmalaya
      3. Hasna Nurfadhilah; Mahasiswi Univ. Negeri Yogyakarta
      4. Iyin Rahmawati; Mahasiswi UPI Tasikmalaya
      5. Nilam Cahya; Mahasiswi Univ. Islam Darussalam
      6. Firda Faridatunnisa; Mahasiswi STAI Al Fatah Cileungsi
      7. Fitriani; Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

      Ikuti Long March BSP, Shuffah Al-Jama’ah: Dukungan Nyata untuk Kumandangkan Pembebasan Palestina

      (Tasikmalaya, Shuffah) — Dalam rangkaian kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2024, segenap santri, para pengajar, alumni Ponpes Shuffah Al-Jama’ah dan masyarakat Niyabah Tasikmalaya ikut serta dalam kegiatan Long March yang digelar oleh Aqso Working Group, Minggu (17/11/2024).

      Aksi Long March tersebut bukan hanya simbol, tetapi sebuah pernyataan iman dan komitmen yang tulus untuk meningkatkan literasi tentang perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Baitul Maqdis, serta meningkatkan solidaritas kemerdekaan Palestina, sebagaimana tema utama BSP tahun ini, “Urgensi Literasi dan Edukasi untuk Pembebasan Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa”.

      Oleh karena itu, harapannya aksi kali ini dapat menjadi trigger, pemicu untuk menggelorakan aksi pembelaan kita terhadap Palestina, serta menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli, tidak hanya kepada Palestina, tetapi juga kepada semua isu kemanusiaan di dunia.

      Para peserta dengan lantang meneriakkan yel-yel Perjuangan Gozwah Fathul Aqso, yang berbunyi :
      Mari bebaskan Al Aqso
      Jangan ragu dan jangan bimbang
      Ini adalah kewajiban
      Yang harus dipikul setiap ikhwan
      Ayo” Jangan ragu” Tuk bebaskan Al Aqso
      Bersatu padu dalam satu wadah, Jama’ah muslimin Hizbullah

      10 Santri Shuffah Al-Jama’ah Raih Juara KARATE BKC KADISPARPORA CUP

      Alhamdulillah Selamat & Sukses kepada 10 santri Shuffah Al-Jama’ah  peraih MEDALI DOJO ASKADO dalam Kejuaraan KARATE BKC KADISPARPORA CUP Kabupaten Tasikmalaya yang terselenggara pada tanggal 26 – 27 Oktober 2024 di Islamic Center Kabupaten Tasikmalaya.

      Berikut daftar santri yang meraih kejuaraan tersebut:

      1. M Yusuf Firdaus = Juara 1 mendali emas🥇 Kata Perorangan Kadet Putra
      2. Fadhil Ramadhan = Juara 1 mendali emas🥇 Kata perorangan kadet putra
      3. Fadhil Syafiqul Irsyad = Juara 2 mendali perak🥈 Kata Perorangan Kadet Putra
      4. Tsana Zaharani Putri = Juara 2 mendali perak 🥈Kata Perorangan Under 21 Putri
      5. Muhammad Ghozi = Juara 1 mendali emas 🥇 Kumite Pemula -40kg Putra
      6. Ahmad Yasir Rahmat = Juara 1 mendali emas 🥇 Kumite Pemula -40kg Putra
      7. Fauzan Adzima Nashrul Haq = Juara 1 mendali emas 🥇 Kumite Kadet +70kg Putra
      8. Rakha Abdul Aziz= Juara 2 mendali perak🥈 Kumite Kadet +70kg Putra
      9. Roihan Firdaus = Juara 2 mendali perak🥈 Kumite U21 -60kg Putra
      10. Moch Rafli = Juara 1 mendali emas 🥇 Kumite U21 -60kg Putra

      Semoga dengan ini bisa memotivasi santri shuffah agar lebih aktif, tidak hanya di Pondok, melainkan di kalangan masyarakat juga.

      16 Santri Shuffah Al-Jama’ah Raih Juara IPSI CUP IX Tasikmalaya

      Alhamdulillah Selamat & Sukses kepada 16 santri Shuffah Al-Jama’ah peraih juara dalam Perlombaan IPSI CUP IX Kota Tasikmalaya Intivitasi Tingkat Pelajar dan Perguruan Tahun 2024.

      Berikut daftar santri yang meraih kejuaraan tersebut diantaranya:

      Kejuaraan pencak silat IPSI CUP IX Kota Tasikmalaya 2024
      Pra remaja
      1. Luthfi Abdul Rosyid juara 2 kelas G
      2. M Ardi Pratama juara 3 kelas G
      3. M Syafiq Muslim juara 3 kelas D
      4. Raaiq Muqofi juara 3 kelas D
      5. Hamzah M Radif juara 3 kelas H
      6. Azam Fadillah juara 2 kelas G
      7. Rizki Maulana juara 2 kelas F
      8. Luthfi Abdul Aziz juara 3 kelas F
      9. Bilqis Zahratun Nafisa juara 2 kelas G
      10. Fahira Ayu Natasa juara 2 kelas H
      11. M Sulthon Nasir juara 1 kelas H

      Remaja
      1. Muhammad Azmi juara 1 kelas I
      2. Bilal Gaza Al-Fatih juara 3 kelas D
      3. Naufal Dafa M juara 3 kelas E
      4. Haidir Febriansyah juara 3 kelas C
      5. Azani Ukhti Suandi juara 3 kelas D

      Semoga dengan ini bisa memotivasi santri shuffah agar lebih aktif,tidak hanya di Pondok, melainkan di kalangan masyarakat juga.

      Santri Shuffah Al-Jama’ah Raih Juara di Perlombaan Bulan Olahraga Ummat

      Alhamdulillah sejumlah santri Shuffah Al-Jama’ah raih juara dibeberapa perlombaan dalam event Bulan Olahraga Ummat (BOU) Tasikmalaya. Pengumuman kejuaraan ini digelar sekaligus dengan agenda penutupan & kajian pada hari Minggu (15/09/24).

      Bulan Olahraga Umat (BOU) merupakan agenda rutin tahunan yang digelar oleh Majelis Syubban (Pemuda) Tasikmalaya selama satu bulan dibulan Agustus.

      Kegiatan tersebut diisi dengan perlombaan berbagai cabang olahraga diantaranya, mini soccer, badminton, tenis meja, renang, panahan, lari maraton, gerak jalan, gowes ceria, serta ditutup dengan kreasi tumpeng, kajian & pengumuman kejuaraan.

      Sebagai bentuk apresiasi dari pesantren, santri yang meraih kejuaraan tersebut diumumkan pada upacara hari senin agar semua santri turut berbangga & terinspirasi untuk menjadi juara diperlombaan tahun berikutnya.

      Beberapa santri yang meraih kejuaraan tersebut diantaranya;
      1. Muhammad Rizky Mubarok (Juara 1), Fahmi Fauziani (Juara 2) & Ahsan Syakir Annawawi (Juara 3) pada perlombaan Marathon kategori usia 14-16 tahun.
      2. M. Abu Bakar (Juara 1) & Moch Rafli (Juara 2) pada perlombaan Marathon kategori usia 17-39 tahun.
      3. M Syafiq Muslim Alkhairy (Juara 1), Daffa Dinullah (Juara 3) pada perlombaan badminton
      4. Hamzah M Radif (Juara 2) pada perlombaan renang.

       

      Copyright © 2025 · Shuffah Al Jama’ah · All Right Reserved